Dampak Buruk Dari Pembelajaran Daring Bagi Siswa-Siswi Di Masa Pandemi Covid-19 || Ensiklopedia Bebas

 



#InfoEB 
#Opini 
#PembelajaranDaring

Pembelajaran secara daring (online) menjadi salah satu cara alternatif yang dipilih oleh pak menteri pendidikan untuk diterapkan di era pandemi covid-19 ini, yang sudah berjalan kurang lebih 1 tahunan sampai saat sekarang ini

untuk melakukan sistem pembelajaran daring ini, setiap peserta didik dan guru di wajibkan untuk memiliki beberapa hal pokok seperti handphone/laptop yang mumpuni, kuota dengan jaringan yang bagus, dan pengetahuan tentang teknologi / pemahaman TIK

"lho terus bagaimana dengan anak didik yg berasal dari keluarga tidak mampu jika salah satu hal pokok tersebut? diskriminasi nih yg kaya makin pinter, yg miskin makin bodoh !"
eitss..., sabar dulu sobatku, hal ini akan saya diskusikan di bawah ini

Langsung saja ya tanpa basa basi inilah beberapa dampak buruk dari sistem pembelajaran daring bagi peserta didik :

1. Anak menjadi ketagihan bermain gadget

Fakta, jika sejak dimulainya orang tua membelikan/meminjamkan HP untuk anaknya belajar daring berjam-jam pada akhirnya makin hari anak-anak makin ketagihan asyik main HP untuk mencoba hal-hal lain diluar materi dan tugas pembelajaran. Contoh saja aplikasi game, sosmed, dan lain sebagainya.

2. Kesehatan mata anak-anak yang semakin terancam terganggu

Sejak beberapa bulan berlangsung ada saja setiap bulan atau bahkan setiap minggu sekali laporan yg masuk ke saya kalau anaknya mengalami mata pegal, gatal, silau bahkan sampai minus pun ada yg terjadi sejak diterapkannya pembelajaran daring. 

Seperti yg kita tau bahwa sinar layar handphone mengandung sinar biru yg dapat mengganggu kinerja fungsi mata dalam jangka panjang penggunaannya.

3. Tugas anak menjadi tugas yang dikerjakan orang tua

Percaya atau tidak jika kebanyakan tugas yg diberikan untuk anak didik, kebanyakan di kerjakan bahkan terkadang dituliskan oleh orang tua/kakak dari anak didik tersebut, alasannya simple, supaya tidak ketinggalan tugas lainnya, penjelasan dari guru tidak jelas, sayang anak daripada anak nangis kasihan, dll. 

Hal ini bisa diketahui dari hasil tulisan, nilai yg selalu almost perfect padahal keseharian si anak biasa saja, dan ada juga ortu yg blak-blakan curhat bagaimana malasnya si anak di rumah

4. Pengeluaran orang tua untuk jajan kuota menjadi berkali kali lipat

Memang benar pemerintah menjatah kuota gratis untuk anak sekolah, tapi itu untuk kurun waktu tertentu saja. Akhirnya orang tua mengeluarkan modal sendiri untuk beli kuota, namun modal tersebut membengkak ketika anak sudah mulai aktif ketagihan mencoba sosmed lainnya katakanlah seperti youtube, tok-tok, game  Mobil Lecek , EpEp dan lain sebagainya yg seringkali buang-buang kuota diluar jam pembelajaran daring mereka.

5. Kemampuan mengerjakan tugas dan menerima pelajaran menjadi terbatas 
karena Duit / ekonomi keluarga

Untuk lancar dan nyaman melakukan pembelajaran online setiap hari pastinya harus memiliki perangkat dan modal lainnya yg mumpuni, itu bagi yg orang tuanya mampu. 

Bagi yg keluarga pas-pasan bahkan kurang mampu bagaimana? itulah sedihnya mereka di masa seperti ini, materi pelajaran susah di dapat dan tugas sering tertinggal info, orang tua banyak yg di PHK dari kerja, terkadang tak punya HP atau harus meminjam sebentar HP dari orang orang dermawan di sekitar mereka, harus bergantian menggunakan HP tunggal dalam keluarga mereka, ikut sedih saya ketika banyak orang tua kurang mampu yang menceritakan keluh kesah mereka terhadap pembelajaran anak di masa sekarang ini.

6. Daya tangkap otak terhadap pelajaran semakin menurun

Seringkali guru memberikan tugas yg diawali dengan materi yg penjelasannya kurang maksimal, sehingga seringkali anak anak memakai cara instan sejuta umat yaitu hanya dengan copast soal di Google yang seringkali langsung menunjukan jawaban tanpa tau cara dan pengerjaannya seperti apa supaya dapat dilihat daya tangkap mereka sejauh mana dalam menerima materi.

Sekiranya cukup sekian dulu hal yang dapat saya sampaikan di hari ini yang sebenarnya masih banyak lagi dampak negatif lainnya dari pembahasan saya kali ini, mungkin akan saya sambung lagi di  kesempatan selanjutnya.

Terima kasih jika sudah membaca, dan mohon masukan serta kritikan kalian yg mungkin sepaham atau berbeda pemahaman sengan saya di kolom komentar yaa... see you....


LihatTutupKomentar